Beranda Artikel Mengenal Jurusan Agroteknologi di Unsyiah

Mengenal Jurusan Agroteknologi di Unsyiah

(Foto: Ist.)

Artikel | DETaK

Sebagian besar orang masih awam dengan kata “Agroteknologi”. Agroteknologi adalah salah satu jurusan dalam rumpun Ilmu Pertanian. Agroteknologi berasal dari dua kata, yaitu “agro” dan “teknologi”. “Agro” berasal dari kata “agronomi”, yaitu ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pertanian, baik teori maupun prakteknya. Seperti yang telah kita ketahui, arti kata “teknologi” tentu  berkaitan dengan sains dan rekayasa. Agroteknologi adalah ilmu pertanian yang mempelajari mengenai rekayasa dalam sektor pertanian.

Sejauh ini, ilmu agroteknologi dapat di pelajari di fakultas yang mempelajari ilmu pertanian—atau Fakultas Pertanian. Beruntungnya, ilmu agroteknologi dapat dipelajari di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) karena telah menjadi salah satu jurusan disana. Di Unsyiah, jurusan Agroteknologi telah mengibarkan kiprahnya sejak 10 Juni 2008 dan, tentunya, berada di Fakultas Pertanian. Sejak tiga tahun belakangan, jurusan ini telah memperoleh prestasi berupa akreditasi A selama tiga kali berturut-turut.

Cabang ilmu yang dipelajari di jurusan Agroteknologi pun beragam. Walaupun demikian, esensi dari agoteknologi adalah agronomi atau “ilmu pertanian”. Jika berbicara tentang pertanian, hal yang akan dipelajari pastinya berkaitan  dengan tanaman—genetika, fisiologi, pemuliaan, perbenihan, serta produksi. Tanaman tidak akan tumbuh jika tidak memiliki lahan dan media tanam—evaluasi lahan, kesuburan dan nutrisi tanaman, pemupukan, bahkan mikrobiologi—yang penting untuk dipelajari.  Faktor lingkungan berupa hama penyakit dan gulma, agroekosistem, serta ekologi juga penting diperhatikan dalam ilmu agroteknologi.

Tidak hanya itu, terdapat pula ilmu-ilmu pendukung lainnya yang dipelajari di agroteknologi, seperti bioteknologi, kewirausahaan, etika bisnis, dan manajemen. Ilmu-ilmu pendukung tersebut saaat ini sedang berkembang untuk meningkatkan efesiensi dalam produksi tanaman, serta mengatasi beragam permasalahan dalam bidang pertanian pangan hortikultura, perbenihan dan perkebunan.

Saat ini, sebagian besar dosen di jurusan Agroteknologi Unsyiah sudah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran berpusat pada mahasiswa. Tujuannya sudah jelas, yaitu memberikan bekal kompetensi hard-skill  dan soft-skill. Dengan metode pembelajaran ini, mahasiswa akan aktif  dalam menggali potensi dirinya sehingga mampu mengidentifikasi, menganalisis, mencari alternatif pemecahan masalah terkait, dan mencapai kompetensi yang di harapkan untuk dunia kerja.

Bekal kompetisi mahasiswa berupa soft-skill juga penting diasah oleh mahasiswa agroteknologi. Oleh karena itu, jurusan Agroteknologi Unsyiah juga memiliki sebuah organisasi aktif yang merangkul mahasiswa di jurusan tersebut. Organisasi mahasiswa tersebut bernama Himpunan Mahasiswa Agroteknologi (Himatelogi) Unsyiah. Saat ini, Himatelogi diketuai oleh Zulhilmi Sahputra, mahasiswa Agroteknologi angkatan 2015.

Prospek kerja untuk lulusan agroteknologi pun cukup mencerahkan, diantaranya bekerja sebagai pengusaha, bekerja di bidang industri, bekerja pada kementrian pemerintah pusat daerah maupun dinas-dinas lain, menjadi seorang di perguruan tinggi, atau juga berpeluang menjadi konsultan profesional di Sektor Pertanian.

Selain bekerja di bidang pertanian, lulusan agroteknologi dapat bekerja di luar sektor pertanian, sebut saja bekerja sebagai pegawai bank, guru, atau Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), dan masih lagi peluang kerja lainnya.

Sedikit membahas tentang prestasi baru-baru ini, Fakultas Pertanian Unsyiah mengirimkan delapan  mahasiswanya mengikuti kegiatan Agri relationship of Asian University Network di Thaksin University, Patthalung, Thailand pada tahun 2017. Dua orang di antaranya berasal dari Jurusan Agroteknologi, yaitu Zurlaily Oktaviani Sinaga dan Fitra Aris Munandar. Kedua mahasiswa ini merupakan angkatan 2015.[]

Penulis bernama Arie Mawardi. Ia merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Syiah Kuala. Saat ini sedang menjalani magang di DETaK. 

 

Editor: Mohammad Adzannie Bessania