Beranda Headline Aku, Desember, Kopi, dan Hujan

Aku, Desember, Kopi, dan Hujan

BERBAGI
Sumber: Google gambar

Karya: Mhd. Saifullah

Sumber: Google gambar
Sumber: Google gambar

Waktu masih saja terus berjalan seperti biasa
Tanpa perlu dikejar dan mengejar
Karna dia takan pernah berlari ataupun kembali
Ia akan berjalan sesuai yang telah direncanakan
Hingga masa dan perintah Tuhan memintanya untuk berhenti

Tepat di bulan ini
Sepuluh tahun yang telah berlalu
Bulan Desember yang mereka eluhkan sebagai kelabu
Karena manusia menganggap itu adalah luka yang sangat pilu
Padahal Tuhan sedang menguji kesetiaan umatnya dengan cobaan
Yang manusia anggap itu sebagai bencana
Dan mereka anggap itu sebagai duka yang terberat yang pernah ada

Iklan Souvenir DETaK

Seeerrruuppp
Ku nikmati secangkir kopi hitam yang ada
Di sebuah warung yang tidak pernah merasakan keadaan yang pernah terjadi
Sambil menunggu pagi yang akan mengantarkan siang
Dengan hujan yang menemaninya

Sepuluh tahun yang lalu aku masih seorang bocah
Yang tidak mengerti Desember kini menjadi kelabu di antara kita
Yang aku tau hanya bermain dengan teman sebaya
Tanpa memikirkan keadaan yang terjadi
Padahal teman-teman serta saudara-saudaraku sudah tiada
Alam telah merebutnya
Tuhan telah memanggilnya

Seeerrruuppp
Ku nikmati lagi secangkir kopiku
Di antara lamunan kala hujan datang

Sepuluh tahun yang lalu
Ya sepuluh tahun yang lalu
Waktu seakan cepat berlalu
Yang meninggalkan aku di sini
Yang hanya berteman dengan secangkir kopi, hujan, dan Desember
Serta bayang-bayang teman dan saudara-saudaraku

Seeerrruuppp
Semakin ku tarik dan ku nikmati setiap tegukan kopiku
Bukan karena aku kehausan untuk minum
Tetapi karna aku haus akan tanda tanya yang terjadi
Mengapa hujan selalu menemani bulan ini?
Bulan yang dianggap sebagai Desember kelabu

Alam sungguh selalu membuat tanda tanya
Hujan selalu tak pernah ada yang mengira
Antara sedih melihat kejadian yang pernah ada?
Atau bahagia dengan manusia yang telah bangkit dari duka
Yang pernah menimpa dan melanda tanahnya?
Sungguh Tuhan yang selalu memiliki rencana dari seluruh rencana yang ada

Seeerrruuppp
Secangkir kopi untuk Desember yang dianggap kelabu ini
Serta hujan yang selalu setia menemani bulan ini
Sungguh bulan, minuman, dan alam yang patut aku syukuri
Karna apapun yang terjadi semua dari sang Ilahi
Karena kita sebagai manusia takan bisa berlari
Hanya bisa berdoa dan sambil menyerahkan diri

Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unsyiah angkatan 2011.