Beranda Headline Mental dan Prilaku Aparatur Pemerintahan Aceh

Mental dan Prilaku Aparatur Pemerintahan Aceh

BERBAGI

Siaran Pers | DETaK

Banda Aceh – Aksi yang digelar oleh sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dan Badan Eksekutif Mahasiswa  (BEM) Fakultas Hukum Unsyiah, Senin, 3 Maret 2013 lalu berakhir ricuh. Hal tersebut sangat disayangkan, kehadiran mahasiswa  untuk menyampaikan aspirasi serta kekecewaanya terhadap pemerintah yang dinilai ada indikasi kesalahan. Sehingga sampai hari ini keadilan dan kesejahteraan belum terwujud. Namun para demonstran justru menerima perlakuan yang sama sekali tidak senonoh, bahkan dari seorang aparatur pemerintahan sendiri, jelas Reza Maulana (ketua BEM FISIP).

Informasi yang diterima detak-unyiah.com melalui siaran pers, kerusuhan tersebut terjadi setelah polisi membubarkan secara paksa massa yang sedang menyanyikan yel yel. Tindakan represif diawali setelah dua orang polisi memanjat pagar untuk mengusir mahasiswa, kemudian baru diikuti oleh seluruh polisi lainya yang sebelumnya berjaga.

Iklan Souvenir DETaK

“Salah seorang mahasiswa yang ditangkap dan dipukuli bernama Ahmad Irawan. Ia dipukuli oleh Kepala Bagian Biro Umum Mustafa. Sedangkan belasan demonstran yang lainnya dipukuli oleh pihak kepolisian,” tambah Reza Maulana.

 Ia menilai, prilaku tersebut merupakan cerminan  mental dan prilaku aparatur pemerintahan  Aceh saat ini.  Dan ini merupakan bentuk premanisme aparatur pemerintahan tersebut.

Sederet permasalahan diatas menunjukan bahwa reformasi  kemanan di Indonesia  khususnya di Aceh masih jauh dari harapan. Bahkan polisi sebagai pihak keamananpun melakukan tindakan yang sangat arogan ketika menghadapi para demonstran.[]

Editor : Murti Ali Lingga