Beranda Siaran Pers Sumber Daya Migas Aceh untuk Kebutuhan Energi Nasional

Sumber Daya Migas Aceh untuk Kebutuhan Energi Nasional

BERBAGI
Suasana seminar dan kuliah umum di Gedung AAX Dayan Dawood Unsyiah. (Riska Iwantoni/DETaK)

Siaran Pers | DETaK

Banda Aceh – Kebutuhan energi nasional terus meningkat, sementara potensi sumber daya alam masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satunya adalah gas bumi yang ada di Aceh. Potensi gas di Aceh mampu mendukung Program Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW dan dapat memenuhi kebutuhan gas Aceh, Sumatera Bagian Utara dan daerah sekitarnya.

PT Medco E&P Malaka sebagai perusahaan migas swasta nasional sedang menggarap potensi gas di lapangan Alur Siwah, Alur Rambong dan Julu Rayeu dalam Wilayah Kerja Blok A, di Aceh Timur untuk memenuhi kebutuhan gas pada industri di Aceh dan Sumatera Utara. Selain ketiga lapangan tersebut, masih terdapat potensi gas yang besar di lapangan Kuala Langsa dan Matang yang belum digarap sekitar 2-3 TCF. Pengembangan kedua lapangan ini dapat menghasilkan gas untuk kebutuhan pembangkit listrik yang mampu menghasilkan listrik sekitar 1.000 – 1.200 MW untuk jangka waktu sekurang-kurangnya 15 tahun.

Iklan Souvenir DETaK

Pengembangan kedua lapangan ini akan memberikan potensi pendapatan yang cukup besar bagi Pemerintah Pusat dan Daerah. Selain itu, pengembangan lapangan Kuala Langsa dan Matang di Blok A ini juga akan membawa manfaat lain bagi masyarakat Aceh seperti terciptanya lapangan kerja, penyerapan tenaga kerja lokal, menarik investor, dan mempercepat pembangunan di Aceh.

Namun, pengembangan lanjutan lapangan gas ini memiliki beberapa tantangan karena memiliki Kompleksitas Reservoir i.e HPHT (bertekanan dan bertemperatur tinggi) serta kandungan CO2 tinggi untuk Lapangan Kuala Langsa (dapat mencapai 81%). Lapangan dengan kondisi seperti ini membutuhkan teknologi tinggi dan tepat guna. Biaya pengembangan lapangan dengan kondisi inijuga cukup mahal sehingga dibutuhkan insentif-insentif untuk memastikan tingkat pengembalian yang wajar sehingga dapat dimonetisasi. Pengembangan lapangan gas ini juga diharapkan dapat menjadi proyek percontohan bagi pengembangan lapangan gas marjinal lain di Aceh dan wilayah Indonesia lainnya.

Dukungan semua pemangku kepentingan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta masyarakat sangat diperlukan agar tercipta iklim investasi yang kondusif dan aman. Situasi ini dibutuhkan oleh Medco E&P Malaka dan perusahaan migas lain yang beroperasi di Aceh sehingga dapat merangsang investasi dan menggerakkan perekonomian di Aceh.

Seminar bertema “Potensi Gas Blok A untuk Pembangkit Listrik di Aceh dan Sumbagut” yang diselenggarakan Universitas Syiah Kuala dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) pada 21Juli 2017 di Banda Aceh. Seminar ini menghadirkan para pembicara dari Universitas Syiah Kuala, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA), dan Perusahaan Listrik.[]

Editor: Mutia Dara Authari